Saturday, January 23, 2016

pola napas tdk efektif




“POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF”
Diagnosa keperawatan
A. Pengertian
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat atau keadaan dimana seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang actual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola napas.

B. Diagnosa Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif Berhubungan Dengan :
a. Fatique, perubahan rasio O2 dan CO2
b. Ansietas, hiperventilasi sindrom hipoventilasi
c. Nyeri
d. Deformitas tulang, cedera tulang belakang
e. Disfungsi neuromuscular
f. Obesitas

C. Tindakan Keperawatan
a. Kaji ulang penyebab gagal pernapasan
b. Observasi pola napas
c. Auskultasi bunyi paru secara periodik, catat kualitas bunyi napas, ekspirasi memanjang dan observasi kesimetrisan gerakan dada
d. Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada
e. Pastikan pernapasan selaras dengan ventilator dan tidak ada perlawanan
f. Pasang dan isi balon fiksasi ETT dengan tepat
g. Siapkan alat resusitasi dekat dengan klien, lakukan ventilasi manual jika diperlukan

D. Tindakan Kolaborasi
a. Atur ventilator dan sesuaikan pola ventilator dengan kondisi klien
b. Observasi konsentrasi O2 yang diberikan
c. Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress pernapasan
d. Catat tekanan dan monitor gelombang tekanan jalan napas
e. Jamin kelembaban dan temperature udara inspirasi dan cek secara berkala
f. Set dan cek alarm ventilator.

E. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Napas Tidak Efektif
1. Faktor fisiologis
a. Menurunnya kemampuan untuk meningkatkan O2
b. Menurunnya kosentrasi O2 yang di inspirasi pada saluran pernapasan bagian atas
c. Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang meningkatkan terganggunya O2
d. Meningkatnya metabolism seperti adanya infeksi, demam
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeletor yang abnormal.
2. Faktor Perkembangan
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
b. Exercise
c. Merokok yang dapat menyebabkan fasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner
d. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan)
e. Kecemasan
4. Faktor lingkungan
a. Tempat kerja (polusi)
b. Suhu lingkungan,
c. Ketinggian dari permukaan laut
d. Patofisiologi

F. Pengobatan Yang Dilaksanakan Pada Pasien Dengan Gangguan Pola Napas Tidak Efektif yaitu :
a. Pemberian nebuleser
b. Pemberian kebutuhan O2
c. Mengukur tanda-tanda vital
d. Memberikan posisi yang nyaman
e. Mengajarkan batuk efektif
f. Pemberian input cairan baik melalui minuman maupun cairan infuse

G. Batasan Karakteristik

v Subjektif :
Dispnea
Napas pendek

v Objektif :
Perubahan gerakan dada
Mengambil posisi tiga titik
Penurunan tekanan ispirasi/ ekspirasi
Penurunan ventilasi semenit
Penurunan kapasitas vital
Peningkatan diameter anterior-posterior
Napas cuping hidung
Ortopnea
Fase ekspirasi yang lama
Pernapasan pursed-lip
Kecepatan respirasi
Penggunaan otot-otot bantu untuk bernapas

vFaktor yang berhubungan :
Ansietas
Posisi tubuh
Devornitas tulang
Devornitas dinding dada
Penurunan energy/kelelahan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
Kerusakan musculoskeletal
Disfungsi neuromuscular
Obesitas
Nyeri
Kerusakan resepsi/kognitif
Kelelahan otot-otot respirasi
Cedera tulang belakang
Alternative diagnosis yang disarankan :
Intoleransi aktivitas
Pembersihan jalan napas, ketidak efektifan
Gangguan pertukaran gas

H. Hasil yang disarankan NOC :
Status respirasi : ventilasi : pergerakan udara kedalam dan keluar dari paru-paru
Status tanda vital : suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah dalam rentang yang di harapkan dari individu.

I. Tujuan/kriteria evaluasi
1. Menunjukan pola pernapasan efektif, dibuktikan dengan status pernapasan yang tidak berbahaya : ventilasi dan status tanda vital.


2. Menunjukan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu, di tandai dengan indicator gangguan sebagai berikut :
a. Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas
b. Ekspansi dada simetris.
c. Tidak ada penggunaan otot bantu.
d. Bunyi napas tambahan tidak ada.
e. Napas pendek tidak ada

I. Intervensi Prioritas NIC
• Pengelolaan jalan napas : Fasilitasi untuk kepatenan jalan napas
• Pemantauan jalan napas : pengumpulan dan analisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas.

J. Aktivitas Keperawatan
Pengkajian :
a. Pantau adanya pucat dan sianosis
b. Pantau efek obat pada status respirasi
c. Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada
d. Kaji kebutuhan insersi jalan napas
e. Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien dengan ventilator
f. Pemantauan pernapasan (NIC) :
• Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi,
• perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu serta reaksi otot supraklavikular dan interkostal,
• pantau respirasi yang berbunyi seperti mendengkur, pantau pola pernapasan : bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernapasan kussmaul, dan apnea.
• Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal serta catat perubahan pada SaO2, CO2 akhir kurang tidal, dan nilai gas darah arteri (GDA) dengan tepat.

K. Pendidikan Untuk Pasien dan Keluarga
a. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola pernapasan.
b. Diskusikan perencanaan untuk perawatan dirumah, meliputi pengobatan, peralatan pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan
c. Ajarkan cara batuk secara efektif
d. Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok diruangan
e. Istruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus member tahu perawat pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernapasan.

L. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam mengumpulkan informasi dan pengumpulan data sesuai respon manusia terhadap penyakit yang dapat berupa keluhan subyektif dan obyektif.

• Subyektif : merupakan informasi langsung yang di dapat dari pasien seperti sesak napas, batuk, napas berbunyi, dada terasa berat.

• Obyektif : merupakan data yang di dapat melalui pemeriksaan fisik, observasi, serta pemeriksaan penunjang seperti respirasi 30 kali permenit, nadi 90 kali permenit, pasien tampak gelisah, tampak sesak maka dari data tersebut muncul diagnosa keperawatan yaitu pola napas tidak efektif.



No comments:

Post a Comment